Wednesday 23 April 2014

Ayo Turun Tangan!

pic from Turun Tangan

Dua tahun belakangan ini, saya merasa kesal, jengkel dengan mereka yang katanya wakil rakyat tapi tertangkap tangan melakukan korupsi.

Sebal juga dengan pemimpin negara yang lebih sibuk mengurusi hal remeh temeh dibandingkan permasalahan negeri ini yang sudah carut marut.

Gemas? Tentu saja!

Tapi apakah serangkaian rasa di atas cukup untuk menyelesaikan semua permasalahan bangsa?

Banyak yang mampu berkeluh kesah namun sedikit yang berbuat termasuk saya!

Then I talk to myself, “Ayo bangun, berbuat… Ayo turun tangan!”

Dimulai dari sedikit lebih peduli dengan lingkungan sekitar, mau ambil bagian dalam menentukan nasib bangsa.

Sudah bukan waktunya lagi bagi saya maupun Anda yang mampu membaca tulisan ini untuk hanya memikirkan diri sendiri dan hanya bisa mengkritik tanpa memberikan solusi.

9 April 2014 Pemilu Legislatif yang lalu, sudahkah Anda memberikan suara melalui hak pilih Anda?

Saya sudah dan bersyukur caleg pilihan saya pun sudah melaju menuju Senayan.

Kini tiba saatnya saya dan Anda mencari tahu siapa capres 2014 yang mumpuni untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan.

Jokowi memang telah terbukti mampu memimpin banyak hal di Solo maupun Jakarta dan saya sangat menghargai serta angkat jempol atas semua jerih lelah beliau mengelola Jakarta saat ini.

Diantara banyak pilihan, memang untuk saat ini pilihan terbaik adalah Jokowi.

Namun ada satu sosok yang juga patut diperhitungkan yaitu Anies Baswedan.

Semua tindakan nyata dan inovatif untuk bangsa sudah dilakukan Anies Baswedan jauh sebelum semua sempat memikirkan hal-hal yang diperbuatnya. Sebut saja Gerakan Indonesia Mengajar, Gerakan Indonesia Menyala, Kelas Inspirasi, Festival Gerakan Indonesia Mengajar dan yang terbaru, Ayo Turun Tangan! Beliau juga tergabung sebagai aktivis Gerakan Anti Korupsi, Tim 8 KPK, Ketua Komite Etik KPK. 

Rekam jejak yang bersih penting sebagai salah satu syarat menjadi presiden!

Gerakan Turun Tangan merupakan gagasan Anies Baswedan bahwa berpolitik tidak harus dibayar, berpolitik tidak harus kotor, berpolitik tidak harus dimodali bermilyar-milyar dari pihak-pihak yang punya kepentingan sehingga dia yang terpilih hanya perlu melunasi janji kemerdekaan yaitu janji perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan dan peran global pada setiap anak bangsa sesuai Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (UUD NKRI) 1945.


Ya, saya mendukung sepenuhnya Anies Baswedan bila nanti beliau lolos sebagai capres 2014 dari konvensi partai demokrat.

Awal mula saya tahu Anies Baswedan melalui Gerakan IndonesiaMengajar (GIM) yang mengajak teman-teman yang baru lulus kuliah untuk tinggal di pedalaman-pedalaman Indonesia, mengajar selama satu tahun tanpa bayaran!

Ini gila, tapi keren! Ini keren tapi gila! Mana ada fresh graduates yang mau ke pedalaman hanya  untuk tidak dibayar? Kebanyakan fresh graduates memilih langsung bekerja selepas menyelesaikan Strata satunya dengan menuntut gaji diatas UMP. Nyatanya Pengajar Muda di GIM sudah ada 413 orang selama kurun waktu tujuh tahun!

Anda memilih untuk turun tangan atau urun angan?

Pilihan Anda 9 Juli 2014 menentukan nasib anak cucu Anda!

@HoneyJT

Friday 18 April 2014

Dear Dinda- Seleb Path

Dear adik Dinda tersayang,

Saya memang tidak pernah kenal dengan Anda bahkan saya juga tidak memiliki akun di path.

Tapi berita tentang kebencian Anda meluas melalui media sosial.

Awalnya saya hanya bereaksi "Anak ingusan tahu apa tentang kehamilan, begitu teganya mengecam bahwa ibu hamil pemalas, maunya dingertiin terus, ga mau susah" dan lain sebagainya.

Ijinkan saya membeberkan beberapa hal agar menjadi pembelajaran bagi kita semua terutama generasi muda yang empatinya sudah mulai terkikis oleh jaman.

Anda bilang, "pliss dong berangkat pagi"
Apakah Anda tahu bahwa ibu hamil tersebut bangun lebih pagi daripada Anda untuk menyiapkan sarapan pagi bagi suaminya, anaknya, keluarganya?
Apakah Anda tahu bahwa ibu hamil tersebut bangun lebih pagi daripada Anda untuk mengurus suami yang akan berangkat bekerja mencari nafkah bagi keluarga serta mengurus anaknya yang sudah mulai masuk sekolah?
Apakah Anda melakukan segala aktivitas di atas seperti yang saya sebutkan?
Apakah Anda membantu ibu Anda saat anda bangun pagi atau langsung bergegas berangkat bekerja?
Kalau Anda hanya langsung berangkat ke kantor maka seharusnya anda malu kepada ibu hamil yang anda benci itu.
Apakah Anda tahu bahwa ibu hamil tersebut bangun lebih pagi daripada Anda karena dia tidak bisa tidur semalamam akibat perut yang sudah membesar, janin yang terus menendang tanpa henti, rasa panas yang membakar ulu hati?


Anda bilang, "dasar ga mau susah"
Kalau ibu hamil itu tidak mau susah, mungkinkah dia kereta api yang begitu sesaknya hanya untuk berangkat dan pulang bekerja membantu suami memenuhi nafkah keluarga?
Kalau ibu hamil itu tidak mau susah, mengapa dia tidak naik taksi saja sebagai alat transportasinya?
Tahukah adik Dinda tersayang bahwa manusia tidak dilahirkan sama seperti Anda yang kehidupannya sudah nyaman.

Anda bilang, "kalau ga mau susah, ga usah kerja bu di rumah ajaa"
Apakah Anda tahu apa motivasi dia bekerja?
Apakah salah bila seorang ibu hamil meneruskan untuk terus bekerja dan berkarya?
Mungkin bisa saja dia adalah seorang guru yang memiliki hati untuk mendidik anak-anak penerus bangsa ini.
Kalau itu pola pemikiran Anda bahwa menjadi seorang istri atau calon ibu harus menetap di rumah saja, sungguh sempit cara berpikir Anda.
Kami, yang sudah menjadi istri, pernah ataupun sedang hamil berhak memilih apa yang kami yakini dapat berdampak kepada masyarakat luas, salah satunya berkarya dan berdaya lewat pekerjaan dan profesi kami.

Anda bilang, "mentang-mentang hamil maunya dingertiin terus, tapi sendirinya ga mau usaha"
Adik Dinda tersayang, kami ibu yang pernah dan sedang hamil tidak pernah minta untuk dimengerti dan kalau pun Anda memilih untuk tidak memberikan tempat duduk kepada ibu hamil yang Anda temui apakah lantas ibu hamil itu marah-marah kepada Anda?
Saya rasa ibu hamil itu juga tidak keberatan kalau dia harus berdiri sampai tiba di stasiun yang dia tuju karena sudah seharian duduk di belakang meja.

Anda bilang, "kaki gue pincang-pincang gara-gara geser tulangnya"
Apakah Anda tahu bahwa ibu hamil juga bermasalah dengan membengkaknya kaki karena harus menahan beban diri sendiri dan janin terkasih yang kami kandung?

Saya hanya berharap segala umpatan serta sumpah serapah yang mungkin bisa menjadi doa bagi Anda  tidak terjadi atas Anda.

Kepada siapapun Anda yang membaca tulisan ini, mari ajari anak cucu kita rasa empati terhadap sesama manusia, tidak hanya kepada ibu hamil.

Terima kasih.

Seorang anak, istri dan ibu,
@HoneyJT