Thursday 12 November 2009

Unit Link VS Reksadana



Seandainya saya dapat memutar waktu kembali, saya ingin memulai investasi semuda mungkin.

Selama saya masih single dan belum memiliki tanggungan apa pun.

Satu- satunya investasi yang saya kenal saat itu hanya deposito kemudian berlanjut dengan Unit Link dan kemudian ORI.

Unit Link pun bukan untuk saya pribadi tapi untuk papa saya tercinta.

Dengan premi yang melebihi enam ratus ribu rupiah per bulan, agaknya Unit Link juga tidak memuaskan saya.

Pertumbuhannya tidak agresif karena harus terpotong sana sini untuk biaya asuransi dll.

Tapi ya sudahlah, sudah kepalang tanggung, Unit Link papa sudah berjalan 3 tahun.

Dan ingin rasanya saya menyusutkan nilai premi yang dibayar setiap bulannya ke angka yang lebih masuk akal.

Bayangkan saja sudah berjalan 3 tahun tapi unit yang terbeli baru dalam hitungan seratus sekian.

Untuk saat ini, setelah saya menikah dan langsung punya anak (gosh, my hubby boys are great swimmer :-P) Unit Link bukan lagi investasi yang menarik bagi saya.

Saya mulai melirik ORI dan returnnya cukup menarik.

Tapi tetap ORI kurang agresif buat saya, hingga saya akhirnya menemukan investasi dalam instrumen yg disebut Mutual Fund a.k.a reksadana.

Mutual Fund ini sudah ada di Indonesia puluhan tahun lalu hanya saja, entah mengapa Reksadana terdengar asing di telinga kita.

Awalnya adalah saat suatu hari tanpa sengaja saya mendengarkan Financial Clinic by Ligwina Hananto, mulailah saya mengunjungi website www.tujuanloapa.com/ www.qmfinancial.com dan mencari- cari Reksadana yang dapat dibeli retail melalui beberapa website seperti www.danareksaonline.com www.reksadana-manulife.com dll

Akhir Oktober 2008, saat krisis global tengah melanda justru saya membuka rekening Reksadana Campuran yang investasi perbulannya hanya dua ratus ribu dipotong biaya pembelian 1%.

Dan Unit yang saya miliki saat ini sekitar hampir 900 unit.

Return selama satu tahun untuk RD Campuran ini sebesar 38.49% .

Well, not bad at all :-D

Awal Juli 2009 saya memutuskan untuk memiliki RD Saham , dan saya kembali menemukan Manajer Investasi yg tidak mengenakan biaya pembelian dan investasi per bulannya pun hanya sebesar seratus ribu rupiah :-D (even my son can invest his money into it :-P)

Turunnya IHSG Oktober 2009 lalu membuat saya kembali memutuskan untuk memiliki RD Saham kembali dengan Manajer Investasi yang sama dengan RD Saham saya.

Investasi ini memang saya tujukan untuk kebutuhan sekolah D , saya berharap D bisa sekolah di sekolah Nasional Plus.

Sekolah Memang MAHAL, tapi apa kita tega untuk gak sekolahin anak kita ???

Dan salah satu jawaban selain kerja yg menghasilkan uang yg banyak adalah investasi kecil- kecilan dengan return yg cukup memuaskan adalah pilihan saya.

Total Investasi ini hanya menghabiskan lima ratus ribu per bulan.

Yang mana masih lebih kecil dibanding Unit Link papa saya tapi unit yg terbeli bisa lebih besar dibanding Unit Link.

Lalu, bagaimana dengan asuransinya ? Unit Link kan ada asuransinya, klo RD mana ada ???

Kebetulan waktu saya masuk RD Campuran, saya dapat asuransi tuh walaupun Uang Pertanggungannya tidak menakjubkan.

Lagipula saya juga sudah di cover asuransi oleh kantor.

Sedangkan untuk suami dan anak saya, kami mengambil asuransi term life dan kesehatan yang preminya kembali 50% apabila tidak terjadi klaim selama satu tahun. Jadi preminya tidak hangus.

Ada banyak asuransi term life diluar sana yang preminya sangat masuk akal mulai dari puluhan ribu per bulan tapi Uang Pertanggungannya sesuai dengan keinginan kita.

No Offense, kebanyakan agen asuransi menawarkan Unit Link padahal gak semua orang punya tujuan yg sama dalam keuangan mereka. Jadi seharusnya yg paling bijaksana adalah agen asuransi juga menawarkan opsi lain seperti asuransi murni term life.

*photo taken from istockphoto.com*