Monday 23 May 2011

Dana Darurat itu Perlu dan Penting!

Kemarin, sebuah sms masuk ke telepon genggam saya. Bunyinya,”Sama gajinya si X noohh.., kasihan dia ndak makan, pantesan wkt nongkrongin bos, g srh2 makan dulu sambil ng kbr dia blg nanti-nanti. Brusan sampe ktr, bru dia blg ndak py uang tuk mkn. Akhirnya dibeliin salah seorang kolega di kantor.”

Sedikit miris melihat sms tersebut saya hanya membalas bahwa, saya belum terima voucher untuk pengeluaran gaji si X. Kalau saja voucher itu sudah saya terima saya pasti akan langsung membuatkan cek agar gaji si X bisa keluar segera. Namun kenyataannya yang bertanggungjawab masalah gaji bukanlah saya.

Buat saya, menahan hak seseorang adalah kesalahan dan saya sebisa mungkin untuk tidak melakukan hal tersebut. Kebetulan saja untuk minta approval dari si bos memakan waktu lama karena tidak hadirnya beliau di kantor. Kalaupun saya sodorkan cek kosong apakah beliau mau menandatanganinya ?

Baiklah bukan perihal pekerjaan saya yang ingin saya ceritakan saat ini.

Saya mau berbagi mengapa Dana Darurat itu perlu dan penting.

Andai saja kolega saya X itu punya Dana Darurat pastinya dia tidak perlu sampai tidak makan selama sehari penuh kemarin, karena belum turunnya gaji.

Berapa banyak dari kita yang masih meremehkan Dana Darurat ?

Keadaan kolega saya itu tentunya mencerminkan kondisi cashflow keuangannya.

Bagaimana sih supaya gaji kita tidak sampai minus sebelum menerima gaji berikutnya ?

Coba kita cek lagi keadaan kita yang sebenarnya, are we living the life we deserve ? Apakah kita hidup sesuai dengan kemampuan kita dalam menghasilkan uang?

Apakah kita sudah menyisihkan minimal 10% dimuka dari penghasilan setiap bulannya ?

Kebanyakan kita tidak peduli yang penting ada uang ya bisa belanja, jalan- jalan dan sebagainya sehingga kita lupa untuk menyisihkan uang didepan agar tidak terpakai.

Padahal menabung untuk Dana Darurat adalah hal yang penting dan perlu.

Coba ubah cara pikir kita tentang menyisihkan uang sebagai tabungan. Jangan menunggu sisa uang dari gaji tapi usahakan untuk menyisihkan didepan dan langsung masuk ke tabungan.

Besarnya Dana Darurat bisa dilihat disini

Switch the way you think about saving J


Sunday 22 May 2011

How woman can contribute

Isu ramah lingkungan marak beberapa tahun belakang ini.

Ternyata sampah rumah tangga merupakan penyumbang terbesar terhadap emisi karbon di dunia.

Tentu saja hal tersebut mengusik saya.

Sebagai seorang wanita yang sudah bekeluarga, saya menyadari bahwa terkadang keluarga kecil saya ikut berperan terhadap pelepasan emisi karbon yang merugikan lingkungan.

Lalu saya bertanya apa yang dapat saya lakukan untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan ?

Dimulai dari menghemat penggunaan listrik dengan tidak menyalakan lampu kamar saat tidak ada seorang pun berada dikamar, mengganti sebagian lampu ruangan menjadi lampu LED

Menghemat penggunaan listrik dengan cara menampung air hasil cucian sayur untuk dipakai kembali menyiram tanaman.

Sampai kepada hal personal berupa pemakaian pembalut.

Pembalut yang sering kaum wanita gunakan merupakan pembalut sekali pakai yang sampahnya sulit sekali terurai.

Dahulu, generasi diatas kita mengunakan lampin atau kain sebagai pembalutnya sehingga tidak terbentuk sampah karena kain tersebut dapat dicuci dan dipakai ulang.

Dan kabar baiknya, pembalut yang dapat dipakai berulang kali pun sudah dikemas dengan sangat cantik saat ini.


Saya memiliki kesensitifan di bawah sana, pemakaian pembalut sekali pakai membuat kulit saya iritasi padahal saya sudah sering ganti bahkan bisa ganti setiap 4 jam sekali kalau si tamu datang. Bayangkan bagaimana tersiksanya saya setiap bulan karena bukan saja hanya mengalami kram perut tapi juga mengalami iritasi yang sangat membuat tidak nyaman!

Saya membeli pembalut yang reuseable ini di salah satu online shop dan saya puas dengan daya serap reuseable feminine pad ini.

Ajaibnya, setelah memakai reuseable feminine pad ini Saya tidak pernah lagi mengalami kram perut selama tiga hari dan pegal linu di daerah pinggang dan tentunya juga tidak pernah lagi mengalami iritasi serta kebocoran samping J

Dan yang paling penting adalah saya berhasil mengurangi jumlah sampah!

So, I’m very happy and satisfied with this product.

Berikut saya akan mencoba memberikan tips untuk membersihkan dan merawat reuseable feminine pad ini:

  • Pakai feminine pad sesuai petunjuk yang diberikan pada kemasan awal.
  • Setelah digunakan, bilas dengan air dingin yang bersih agar noda darah menghilang (biasanya saya menggunakan ember dan melakukan gerakan naik turun terhadap menspad) Jangan gunakan air hangat karena bisa membuat darah menggumpal dan noda sulit dibersihkan.
  • Mungkin akan tertinggal sedikit noda, gunakan sabun yang lembut dan kucek perlahan (saya menggunakan sabun anak balita saya). Boleh saja menggunakan deterjen pencuci baju dengan takaran yang sedikit dari pencucian baju tapi jangan menggunakan deterjen yang mengandung pemutih, pelembut dan pewangi karena akan merusak bahan dari feminine pad.
  • Bilas sampai bersih yang artinya tidak ada noda tertinggal dan tidak berbau sabun.
  • Jemur dibawah terik matahari langsung agar noda dan bau hilang.
  • Bila sudah kering, jangan diseterika dan langsung simpan dilemari pakaian.
Selamat mencoba :)

Thursday 19 May 2011

#blissipline week 4 Honesty

Bicara soal kejujuran... hmm... I can say that honesty is not my best part especially when dealing with spouse.

May not the extreme one like cheating but I do lie to my spouse about adding new investment to our investment portfolio.

Kenapa Begitu ?

Karena saya tahu bahwa pasangan akan melarang saya untuk membuka rekening investasi baru karena cashflow yang masih kembang kempis untuk sekarang ini. Tapi sebenarnya kita harus mengusahakan menyisihkan pendapatan untuk tujuan keuangan yang nilanya sangat luar biasa :)

Dia punya alasan begitupun saya. Saya sangat punya alasan yang kuat untuk menambah investasi baru mengingat kebutuhan Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun, Danan Kesehatan Pensiun dan Dana Kesehatan Pensiun Orangtua yang jumlahnya mencapai milyaran.

Akhirnya, pada satu kesempatan saya paksa pasangan saya untuk ikut Financial Talk yang digelar sebuah komunitas.

Hasilnya, pasangan sadar and we get win win solution and now I can invest whatever I like :)