Thursday 15 July 2010

Listen...

God,

I'm whispering...

I Lay down every thing...

According to Thy will...

*crossing finger*

Libur Telah Usai, Apakabar Uang Sekolah ?




Liburan sekolah anak telah usai, sebagian besar bahkan sudah kembali ke sekolah.

Ada yang naik ke jenjang yang lebih tinggi, ada yang terpaksa tinggal kelas karena nilai ujian tidak memenuhi kriteria lulus dan ada juga yang amat terpaksa putus sekolah karena kekurangan biaya.

Ada yang lebih lucu lagi, kembali seusai liburan sekolah anak namun tidak mampu membayar biaya sekolah anak.

Disadari atau tidak, hal tersebut terjadi di sekeliling kita.

Kenapa semua itu terjadi ?

Jawabannya sangat sederhana, tidak adanya perencanaan keuangan.

Kita sering kali mengabaikan dan meremehkan pentingnya Perencanaan Keuangan.

Padahal hanya dengan menyisihkan sebagian penghasilan kita per bulan untuk Tujuan Keuangan seperti Uang Sekolah anak maka kita tidak perlu pusing bahkan meminjam uang untuk biaya sekolah anak.

Pengeluaran sekolah anak sebenarnya setiap tahunnya sudah jelas.

Untuk yang baru menyekolahkan anak, ada beberapa elemen biaya yang sudah pasti seperti : Uang Pangkal, Uang Daftar Ulang (biasanya untuk sekolah Nasional Plus) dan Uang SPP/ bulan.

Sedangkan untuk Dana Pendidikan Anak yang sudah di jenjang yang lebih tinggi ada beberapa elemen biaya seperti : Uang Daftar Ulang (biasanya untuk sekolah Nasional Plus), Uang SPP/ bln, Uang pembelian buku dan seragam, Uang kegiatan Ekstrakurikuler.

Sebagai contoh: Andy baru saja mendaftarkan anaknya yang pertama akan masuk ke pre school.

Elemen Biaya Per Bulan Setahun Investasi Bulanan
SPP Rp. 750.000,- Rp.9.000.000,- Rp. 750.000,-
Uang Daftar Ulang Setiap tahunnya naik sebesar 20%, tahun ini Rp.2.200.000,- tahun depan akan menjadi Rp.2.420.000,- sehingga investasi bulanan menjadi Rp. 202.000,-

Nah berarti dapat di hitung bahwa Investasi per bulan yang dapat Andy lakukan adalah sebesar Rp.952.000,- setiap bulannya apabila hanya menabung di tabungan regular.

Apabila Dana ini masuk ke Investasi dengan resiko rendah yaitu Reksadana Pasar Uang dengan asumsi return sebesar 7% per tahun maka Investasi perbulan yang dapat dilakukan sebesar Rp. 921.519,- / bulan.

Kelihatan kan apabila kita menabung di tabungan biasa dengan menabung dibandingkan dengan menggunakan produk investasi, Uang yang harus kita keluarkan lebih sedikit dibanding tanpa menggunakan produk investasi.

Sehingga uang yang tersisa dapat digunakan untuk hal lain.

Kepengen kan punya rumah atau mobil lagi ?? *wink*

That is the power of Financial Planning.