It is about life changing experience. Enjoy the blog, write your comment and hope that we all learn something about LIFE :)
Thursday, 25 November 2010
Grey not (always) Gloomy
Saya bukanlah penggemar fanatik warna abu- abu.
Bagi saya abu- abu warna yang serba tanggung, dibelang kelam tidak, dibilang bersih juga tidak.
Tepat di hari raya Idul Adha, kami janjian dengan teman masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang masih sering bertemu bahkan kami beri geng kami ini sebuah nama yaitu The Best Seven Girls.
Awalnya saya memakaikan kaos warna abu- abu ke Darren setelah dia selesai mandi sore. Lalu saya pun masih mencari- cari baju apa yang mau saya pakai sampai suami saya memberi ide.
Urban Papa : “Neii, pakai kaos abu- abu kamu aja, aku pakai kaos abu- abu juga.. biar kompakkan”
Urban Mama: “Oh, kaos yg beli 1 dapat 2 itu?”
Urban Papa : “Bukan, kan yang aku beliin ada” *sambil mengambilkan untuk saya*
Urban Mama : “Oh, iya… bawahannya jeans juga ya”
Dan akhirnya, pergilah kami ke mal dengan dandanan seperti foto diatas.
On Urban Papa
Baju : unbranded
Celana : number 61
Sendal: ando
On Urban Mama
Baju: hammer
Rok: nevada
Sendal : crocs
On Urban Kid
Baju: unbranded, FO Bandung
Celana: hippo baby
Sendal: unbranded, Passer Baroe
Monday, 22 November 2010
Day 4 Liburan Lokal 2010
Pagi- pagi sekali kami menuju pantai untuk melihat lumba- lumba.
Sayangnya, lumba- lumba hanya sesekali melompat keluar ke permukaan air. Saya rasa terlalu banyak kapal yang mengejar sehingga lumba- lumba enggan keluar permukaan air.
Sebelum meninggalkan Lovina, kami sempatkan berenang di kolam yang memiliki view ke pantai , ah menyenangkan sekali!
Hari ini kami akan kembali ke Jakarta. Sebelum meninggalkan pulau dewata ini, kami sempatkan mampir ke pura Ulundanu.
Pura Ulundanu Batur adalah pura yang terletak di tengah danau Beratan. Anehnya, setiap kali saya ke tempat ini cuaca pagi sampai jam 2 siang matahari bersinar terik tapi kalau lewat jam 2 siang selalu ada hujan rintik yang menghiasi.
Goodbye Bali, till we meet again :)
Sayangnya, lumba- lumba hanya sesekali melompat keluar ke permukaan air. Saya rasa terlalu banyak kapal yang mengejar sehingga lumba- lumba enggan keluar permukaan air.
Sebelum meninggalkan Lovina, kami sempatkan berenang di kolam yang memiliki view ke pantai , ah menyenangkan sekali!
Hari ini kami akan kembali ke Jakarta. Sebelum meninggalkan pulau dewata ini, kami sempatkan mampir ke pura Ulundanu.
Pura Ulundanu Batur adalah pura yang terletak di tengah danau Beratan. Anehnya, setiap kali saya ke tempat ini cuaca pagi sampai jam 2 siang matahari bersinar terik tapi kalau lewat jam 2 siang selalu ada hujan rintik yang menghiasi.
Goodbye Bali, till we meet again :)
Friday, 19 November 2010
Day 3 Liburan Lokal 2010
Setelah check out dari Waka di Ume, kami melanjutkan perjalanan ke pura Tirta Empul yang letaknya tepat dibawah Istana Kepresidenan Tampak Siring dan melanjutkan perjalanan menuju ke Lovina.
Sampai di Lovina, kami segera mencari penyewaan kapal tongkang untuk melihat lumba- lumba besok. Sebenarnya hotel juga menyediakan penyewaan kapal hanya saja lebih mahal sehingga kami memutuskan untuk menyewa kapal milik penduduk sekitar pantai Lovina.
okay, that is the end of today :)
DAY 2 Liburan Lokal 2010
Kami hanya menginap semalam saja di hotel sekitaran Tuban maka kami puaskan dengan berenang pagi sebelum meninggalkan hotel menuju tempat wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan pasar Sukowati.
Dalam perjalanan kami sempatkan untuk membeli makanan cepat saji untuk makan siang Darren dan mampir ke Pia Legong untuk cemilan kami selama di perjalanan.
Sampailah kami di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park. GWK didesain dan dibangun oleh Nyoman Nuarta, seorang seniman Indonesia. Hanya sayang, monumen yang terdiri dari beberapa bagian dan tingginya akan mencapai 150 meter terbengkalai karena sejak dibuat sampai saat ini belum juga kelihatan akan disatukan.
Selesai dari GWK, kami meluncur ke pasar seni Sukowati untuk menyalurkan hasrat belanja.
Sayangnya, kami tiba saat pasar sudah akan tutup. Hanya beberapa oleh- oleh yang berhasil kami beli.
Di hari ke- 2 ini, kami menginap di Ubud.
Karena memang perjalanan kami ke Bali ini akan sampai ke Lovina yang letaknya di ujung atas pulau dewata ini. Sehingga kami menginap berpindah- pindah, but it is fun anyway.
Ubud terkenal dengan tempat yang sejuk dan tenang. Dan benar saja, saya “kerasan” di Ubud.
Di Ubud bisa kita temukan resto untuk vegetarian yang ramah lingkungan seperti Bali Buddha, ah jadi ingat film Eat, Pray, Love-nya Julia Roberts.
Ubud pun terkenal dengan tempat berkumpulnya kesenian khususnya kesenian mematung dan melukis.
Sayang sekali kami tidak menyempatkan diri berhenti di pasar seni Ubud, padahal pandangan mata saya memberikan sinyal bahwa banyak benda seni yang dijual murah disana.
Di Ubud, kami menginap di Waka di Ume villa and hotel.
Waka di Ume sendiri artinya adalah Heaven in paddy field. Hotel ini sangat nyaman dan sunyi, cocok sekali untuk menyendiri dan relaksasi dari kebisingan kota besar seperti Jakarta. Suatu saat saya akan kembali ke Ubud untuk berdiam dan menikmati hening selama beberapa hari (crossing finger).
Dalam perjalanan kami sempatkan untuk membeli makanan cepat saji untuk makan siang Darren dan mampir ke Pia Legong untuk cemilan kami selama di perjalanan.
Sampailah kami di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park. GWK didesain dan dibangun oleh Nyoman Nuarta, seorang seniman Indonesia. Hanya sayang, monumen yang terdiri dari beberapa bagian dan tingginya akan mencapai 150 meter terbengkalai karena sejak dibuat sampai saat ini belum juga kelihatan akan disatukan.
Selesai dari GWK, kami meluncur ke pasar seni Sukowati untuk menyalurkan hasrat belanja.
Sayangnya, kami tiba saat pasar sudah akan tutup. Hanya beberapa oleh- oleh yang berhasil kami beli.
Di hari ke- 2 ini, kami menginap di Ubud.
Karena memang perjalanan kami ke Bali ini akan sampai ke Lovina yang letaknya di ujung atas pulau dewata ini. Sehingga kami menginap berpindah- pindah, but it is fun anyway.
Ubud terkenal dengan tempat yang sejuk dan tenang. Dan benar saja, saya “kerasan” di Ubud.
Di Ubud bisa kita temukan resto untuk vegetarian yang ramah lingkungan seperti Bali Buddha, ah jadi ingat film Eat, Pray, Love-nya Julia Roberts.
Ubud pun terkenal dengan tempat berkumpulnya kesenian khususnya kesenian mematung dan melukis.
Sayang sekali kami tidak menyempatkan diri berhenti di pasar seni Ubud, padahal pandangan mata saya memberikan sinyal bahwa banyak benda seni yang dijual murah disana.
Di Ubud, kami menginap di Waka di Ume villa and hotel.
Waka di Ume sendiri artinya adalah Heaven in paddy field. Hotel ini sangat nyaman dan sunyi, cocok sekali untuk menyendiri dan relaksasi dari kebisingan kota besar seperti Jakarta. Suatu saat saya akan kembali ke Ubud untuk berdiam dan menikmati hening selama beberapa hari (crossing finger).
Tuesday, 16 November 2010
Day 1 Liburan Lokal 2010
Liburan lokal kali ini dengan misi hadiah ulang tahun ke- 66 buat mama mertua.
Dari jauh- jauh hari kami sudah beli tiket pesawat tujuan Denpasar dengan transit di Surabaya dan harganya lumayan murah.
Jum’at, 13 Agustus 2010 seharusnya kita berangkat kurleb jam 2 siang tapi tiba- tiba jam 10.30 (hari yang sama) sms masuk dan memberitahu bahwa penerbangan kami dipindahkan ke jam 21.00.
Alasannya karena penumpang dari Surabaya penuh.
Jujur saya marah, karena alasan yang dikemukakan maskapai penerbangan tersebut sangat tidak masuk akal.
Kami sudah menyewa kendaraan yang sudah stand by di bandara Ngurah Rai sejak jam 5 sore.
Kami sudah membeli tiket penerbangan 3(tiga) bulan dimuka, seharusnya mereka dapat mengantisipasi membludaknya penumpang dari Surabaya.
Akhirnya siang itu juga kami mendatangi kantor pusat maskapai penerbangan tersebut dan meminta agar penerbangan kami dapat berjalan sesuai jadwal, tapi tetap saja kami harus menunggu sampai nanti malam.
Setelah tidak ditemukan titik temu, kami mengalah dengan mengikuti jadwal terbang nanti malam. Namun tetap saja walaupun jadwal penerbangan adalah jam 21.00, pesawat delay sampai jam 22.00.
Lagi- lagi saya kecewa dengan pelayanan maskapai ini, masalahnya saya membawa anak balita.
Benar- benar kapok untuk menggunakan maskapai penerbangan yang satu ini. Puji Tuhan anak saya bukan anak yang manja sehingga dia bisa “menikmati penantian panjang” untuk masuk ke dalam kabin pesawat.
Tepat pukul 23.30 kami tiba di bandara Ngurah Rai dengan kondisi yang sudah lelah dan langsung bergegas menuju hotel untuk istirahat malam.
Dari jauh- jauh hari kami sudah beli tiket pesawat tujuan Denpasar dengan transit di Surabaya dan harganya lumayan murah.
Jum’at, 13 Agustus 2010 seharusnya kita berangkat kurleb jam 2 siang tapi tiba- tiba jam 10.30 (hari yang sama) sms masuk dan memberitahu bahwa penerbangan kami dipindahkan ke jam 21.00.
Alasannya karena penumpang dari Surabaya penuh.
Jujur saya marah, karena alasan yang dikemukakan maskapai penerbangan tersebut sangat tidak masuk akal.
Kami sudah menyewa kendaraan yang sudah stand by di bandara Ngurah Rai sejak jam 5 sore.
Kami sudah membeli tiket penerbangan 3(tiga) bulan dimuka, seharusnya mereka dapat mengantisipasi membludaknya penumpang dari Surabaya.
Akhirnya siang itu juga kami mendatangi kantor pusat maskapai penerbangan tersebut dan meminta agar penerbangan kami dapat berjalan sesuai jadwal, tapi tetap saja kami harus menunggu sampai nanti malam.
Setelah tidak ditemukan titik temu, kami mengalah dengan mengikuti jadwal terbang nanti malam. Namun tetap saja walaupun jadwal penerbangan adalah jam 21.00, pesawat delay sampai jam 22.00.
Lagi- lagi saya kecewa dengan pelayanan maskapai ini, masalahnya saya membawa anak balita.
Benar- benar kapok untuk menggunakan maskapai penerbangan yang satu ini. Puji Tuhan anak saya bukan anak yang manja sehingga dia bisa “menikmati penantian panjang” untuk masuk ke dalam kabin pesawat.
Tepat pukul 23.30 kami tiba di bandara Ngurah Rai dengan kondisi yang sudah lelah dan langsung bergegas menuju hotel untuk istirahat malam.
Tuesday, 9 November 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)