Friday, 11 March 2011

(Tidak) Perlu Antibiotik

Beberapa waktu lalu, Darren terserang demam.

Demam tinggi melebihi 39C selama 6(enam) hari.

Biasanya, saya tidak pernah membawa Darren ke dokter apabila Darren demam sampai 5(lima) hari.

Mengapa ?

Karena demam adalah proses tubuh melawan virus dan kuman penyakit.

Biasanya kalau Darren terkena virus, dia akan mengalami demam hanya tidak berkepanjangan.

Rata- rata demam akibat virus di tubuh Darren berlangsung selama 3-4 hari.

Namun kali ini, demam melebihi toleransi waktu yang ditetapkan.

Sehingga saya hampir berniat untuk melakukan tes darah terhadap Darren.

Bersyukur karena kakak ipar yang juga adalah dokter anak memantau keadaan Darren sehingga menyimpulkan bahwa Darren terkena demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonella

Ciri utama demam tifoid ini adalah demam tinggi pada sore menjelang malam hari.

Setelah googling mencari apa itu demam tifoid, cara penanganan dan jenis obat yang dapat diberikan, akhirnya dengan sangat terpaksa, Darren harus minum antibiotik selama 10 (sepuluh) hari.

Saya sangat menentang penggunaan antibiotik kepada anak- anak.

Mengapa ?

karena biasanya antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotika. Itulah sebabnya, pemberian antibiotika biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotika yang 'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal'.

Itulah sebabnya apabila penggunaan antibiotik dapat dihindari, lebih baik dihindari.

Yang menyedihkan adalah terkadang balita yang mengalami demam tinggi diberikan resep antibiotik tanpa melakukan serangkaian tes padahal belum tentu demam tinggi itu karena bakteri, bisa jadi demam karena virus.

Ini potret nyata bahwa masih banyak masyarakat yang mempercayakan kesehatan di tangan dokter padahal seharusnya sebagai pasien kita harus mengkritisi setiap vonis yang dokter jatuhkan terhadap kita.

Kita sebagai pasien juga harus mencoba mencari opini lain untuk penyakit kita.

dan kita sebagai pasien berani mengatakan TIDAK untuk resep obat yang seharusnya tidak kita perlukan atau antibiotik yang diberikan tanpa adanya serangkaian tes!

Berikut tips untuk orangtua yang anaknya sedang sakit demam:

  • kompres lipatan tubuh (ketiak, paha) dan basuh tubuh anak dengan air hangat, malah ada sebagian yang merendam anaknya di air hangat (keputusan untuk merendam ada di tangan Anda)
  • minumkan parasetamol atau ibuprofen untuk menurunkan panas
  • apabila panas berlanjut melebihi 4(empat) hari, segera ke dokter dan lakukan serangkaian tes
  • orangtua harus tetap tenang agar dapat berpikir jernih dan harus mengusahakan menjaga kesehatan saat tubuh kekurangan tidur dengan cara memenuhi asupan air sebanyak 35 x berat badan
  • doa, this is the most powerful medicine :)
ayo, hidup sehat!

No comments: