"Mama kudet"
"Ma, setelin prambors"
etc.
Itu beberapa kalimat yang membuatku terkaget-kaget dan kemudian aku sadar kalau anak sulungku mulai memasuki fase pra remaja. Aku belum pernah memiliki anak ABG sebelumnya, perlu untuk belajar kepada ahlinya!
Pas banget ada workshop "Anakku Beranjak ABG" yang diselenggarakan oleh Kampung Keluarga pada Sabtu, 19 Maret 2016 di Gedung Dewan Pers Nasional Lantai 6, Jalan Kebon Sirih 32-34, Jakarta Pusat.
Acara dimulai dengan mengisi tabel seperti di bawah ini:
Saya
Ingin
|
Paling
Sebal Kalau
|
Kita
Ingin
|
Sebal
Kalau Orangtua
|
Ketika
Remaja Saya Ingin
|
Yang
Tidak Disukai
|
Ternyata setelah diisi, banyak hal hal yang dahulu kita gak suka saat remaja dan hal hal tersebut juga dirasakan oleh anak abege kita J
Yang orangtua rasakan ketika anaknya beranjak ABG:
- Kaget dengan perubahan
- Bangga tapi cemas
- Kurang informasi dan Salah Pengertian sehingga marah, kecewa dan putus asa
- Ingin akrab tapi gak ngerti gimana caranya
- Sulit mengarahkan
Kata Ibu Rani Razak Noe'man, "Persoalan mengasuh anak sama tapi jaman sekarang tantangannya berbeda."
Permasalahan remaja yang timbul adalah keluarga, sekolah dan materialisme.
Anak dikatakan remaja pada rentang usia 13 tahun-18 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi manusia dewasa, masa yang dipenuhi dengan perubahan hormon yang dikenal dengan istilah pubertas dan stres.
KELUARGA
Pubertas sendiri merupakan 'kelahiran kedua' bagi seorang anak menjadi pribadi yang baru: pribadi yang dewasa dan keluarga merupakan 'rahim sosial' tempat berkembangnya 'janin kedewasaan' pada diri anak. Bila keluarga tidak dapat berfungsi sebagai 'rahim sosial', akan menyebabkan 'kedewasaan yang prematur' pada anak. Penelitian membuktikan bahwa keluarga yang berfungsi dengan baik mampu menjadi benteng pertahanan yang kuat bagi anak dalam menghadapi nilai-nilai negatif yang datang dari luar lingkungan keluarga.
Tantangannya, 'keluarga' bagi anak-anak modern hadir dalam bentuk televisi, pembantu dan teman sebaya.
SEKOLAH
Coba cek, ada berapa banyak sekolah yang memiliki dan menerapkan konsep pendewasaan anak dalam sistem pendidikannya?
Fakta yang mengejutkan, kebanyakan sekolah modern justru termasuk pihak yang paling bertanggung jawab atas terakumulasinya problem remaja karena:
- Sistem pendidikan modern telah ikut menunda 'hak' kedewasaan anak. Anak dipaksa bisa membaca dan berhitung saat mulai masuk sekolah dasar.
- Sistem pendidikan hanya peduli dengan penyampaian kurikulum akademik dan tidak peduli dengan masalah kedewasaan anak ataupun hal penting lainnya yang terkait peserta didik.
- Sekolah memperbesar skala 'turbulence' remaja dari tingkat individual ke tingkat kolektif.
"To some extent, it can be said that school has accumulated many 'unstable winds" into a "destructive tornado! This tornado organized itself into what we call 'Peer Culture'"
MATERIALISME
Remaja adalah korban dari sistem masyarakat modern yang diciptakan oleh masyarakat kapitalis-materialis. Pendukung kapitalisme-materialisme melihat probematika remaja sebagai peluang mencari keuntungan.
Remaja modern yang sedang mencari jati diri dianggap sebagai 'demand' dilihat dari sudut pandang ekonomi. Kaum kapitalis memberikan 'supply' menarik yang menjajakan identitas semu (pseudo identity) kepada remaja dalam bentuk artis dan selebritis.
Lalu, bagaimana kita dapat mendidik remaja kita menjadi pribadi yang teguh, mandiri, berpendirian dan bertanggung jawab namun tetap patuh kepada orangtua?
Caranya,
- Pendidikan Agama.
- Pendidikan Kedewasaan
- Value
Bahasan lengkap #2 & #3, yang #1 sudah jelas kan J
#2 Bangun Kedewasaan
- Punya visi keluarga sehingga masing-masing anggota keluarga mempunyai tujuan yang jelas. Bila orangtua tidak punya visi, maka anak juga tidak memiliki visi. (Set a Clear Goal - Omnition (mengabaikan hal yang tidak penting) - Plan - Action)
- Menyiapkan kemandirian secara intrinsik dengan mengajari remaja bersedia mengambil resiko, berani melewati batas dan bertanggug jawab terhadap konsekuensinya
- Batasannya adalah kesehatan, keamanan dan kesejahteraan diri atau jiwa
- Menumbuhkan rasa mampu melalui positive reinforcement. Kenali dan hargai kejadian kecil sepanjang rutinitas sehari-hari
- Supervisi kemandirian. Beri abege kebebasan, rangsang mereka untuk mencoba dan ingin tahu, sediakan kesempatan yang sesuai dengan usianya, biarkan anak membuat plihan, mencicipi kecewa dan orangtua selalu siap menjadi jaringan pengaman emosi
- Ajarkan keterampilan hidup sehari-hari
#3 Value
Sebagai orangtua perlu 1) mengerti perilaku yang lalu 2) maramalkan perilaku yang akan datang 3) mengarahkan, mengubah dan mengontrol perilaku yang tampil.
Kenali benar pola pengasuhan seperti apa yang dipakai selama ini, apakah ada yang perlu diubah. Proses belajar adalah proses mengubah tingkah laku, mencoba untuk berani melakukan sesuatu yang berbeda dari apa yang selama ini dilakukan.
Sesuaikan gaya pengasuhan dengan kebutuhan dan kematangan anak pada usia, tahapan dan situasi yang dihadapi anak.
Yang penting diingat adalah:
Mendengar merupakan dasar komunikasi orangtua dengan si abege. Jadi, dengar dengan perasaan, tenang, perhatian, tidak memotong, tidak menghakimi. Gunakan telinga ketiga, selami kata dan makna di belakang cerita anak, pastikan perhatian orangtua tidak terbagi. Untuk berbicara dengan abege, cari waktu saat anak siap dan mau mendengarkan orangtua bicara kepadanya.
Actions speak louder than words, orangtua jadilah teladan bagi anak karena orangtua merupakan penanggung jawab utama atas kehidupan anak.
Duh, saat aku ngetik ini masih aja mbrebes mili kalau ingat workshop-nya, bagus banget dan jadi tahu how to deal with teenager!
Di akhir workshop, peserta mencoba mengenali dirinya dengan multiple inteligence dan inilah hasil aku J
Terima kasih buat Kampung Keluarga yang sudah mengundangku dan Ibu Rani Razak atas pelajaran berharganya J
Goodies and media partner: Move Inc Hijab, Kayva Hijab Clothing, Dapur Bugis, Marsh Indo, Optik A. Kasoem, the urban mama, VIVA
@HoneyJT
*related articles can be read here
2 comments:
Wahh.. TFS yah Hon buat tulisan nya :)
My pleasure Yeye! :)
Thanks for reading :)
Post a Comment