Kali ini aku mau cerita tentang Syukur Pagi kembali.
Seperti hari biasanya, aku selalu berangkat dengan menggunakan angkutan umum walaupun terkadang suamiku menawarkan untuk mengantarku tapi entah kenapa semenjak SD aku lebih suka melakukan segala hal sendiri termasuk berangkat kerja.
Berdesak-desakan di KRL gak menciutkan niatku sedikit pun untuk menggunakan angkutan umum, bahkan kalau boleh jujur aku menikmati kesendirianku saat berangkat dan pulang kantor menggunakan angkutan umum walaupun ada sedikit rasa kuatir tentang keamanan apalagi kalau terpaksa harus pulang malam.
Pagi ini sedikit berbeda.
Semalam aku harus pulang agak malam karena ada tugas yang harus diselesaikan dan berangkat pagi ini sedikit terlambat. Saat aku naik angkutan umum dari rumah menuju stasiun KRL terdekat, ada seorang ibu mengendong bayi perempuan dan menuntun anak laki-laki seumur putra pertamaku, sebut saya dia X.
Yang istimewa sehingga aku memperhatikan X adalah karena ketika bayinya terbangun, dia memberikan air mineral gelas dalam keadaan dingin ke dalam botol bekas susu formula kepada bayinya.
Duh, langsung aku gelisah! Rasanya gak tega melihat bayi kecil itu minum air mineral dalam keadaan dingin dan melalui botol bekas susu formula. Tanpa mau menghakimi, aku tidak banyak bertanya kepada X kenapa dia tidak memberikan ASI kepada bayinya yang jauh lebih higienis dibandingkan susu formula.
Melihat air mineral gelas yang masih tersisa dan bisa saja tumpah, aku merelakan satu botol kaca ASIP yang masih kosong untuk mereka. Aku berharap, bayi kecil itu masih bisa minum air mineral yang dituang di botol kaca ASIP, jaga jaga kalau mereka lama di perjalanan.
Gak berapa lama setelah aku memberikan botol kaca ASIP, naiklah seorang ibu dengan balita laki-laki dan bayi laki-laki di gendongannya, sebut saja Y. Y langsung memberikan ASI kepada bayinya dan melihat X kemudian bertanya kepada X kenapa tidak memberikan ASI kepada bayinya padahal ASI terbaik untuk kekebalan tubuh. X menjawab kalau ASI-nya tidak keluar.
Aku sedih mendengarnya.
Memberikan ASI memang tidak pernah mudah! Banyak perjuangan yang harus dilalui dimulai dengan edukasi dan tidak semua orang memiliki akses untuk itu. Aku beruntung dapat menyusui putra keduaku tanpa ada masalah berarti tapi tidak setiap orang seberuntung diriku.
Yeah, reality bites! Banyak ibu yang akhirnya memutuskan menyerah memberikan ASI karena kurangnya informasi mengenai ASI ditambah lagi gempuran dari perusahaan susu formula yang begitu meyakinkan bahwa susu formula dapat membantu bayi.
Melalui tulisan ini, aku ingin mengajak kita semua untuk lebih peduli dan tidak menghakimi ibu yang tidak menyusui bayinya secara langsung. Mari kita mengulurkan tangan kita untuk membantu yang kita bisa, mulai dari meminjamkan buku mengenai ASI, menjadi support group tanpa menjadi diktator, mari kita belajar untuk memahami situasi dan kondisi ibu yang tidak beruntung untuk dapat menyusui bayinya.
Beberapa hal yang perlu diingat untuk suksesnya menyusui:
- EdukASI. Pengetahuan mengenai ASI amatlah penting! Saat mengetahui diri kita hamil, segera perkaya diri dengan wawasan mengenai ASI melalui seminar, kunjungan ke konselor laktasi dan membaca buku mengenai ASI
- Pasangan. Dukungan dari orang terdekat menjadi salah satu faktor suksesnya menyusui. Calon ayah mulailah menemani bumil ke seminar/konselor laktasi. Baca juga buku mengenai menyusui untuk para ayah. Menyusui merupakan proses yang melelahkan, para ayah perlu membantu busui dalam hal mengasuh bayi. Bila istri sedang menyusui, suami bisa menyuapi camilan agar produksi ASI melimpah atau bisa juga memijat busui agar hormon oksitosin melimpah sehingga busui terhindar dari stres yang dapat menghambat produksi ASI.
- Support Group. Bersyukur aku memiliki support group yaitu The Urban Mama, yang menyediakan informasi tentang pengasuhan bayi dan anak sehingga aku lebih percaya diri menyusui.
- Percaya Diri. Just be confident because you can do it!
Betapa aku sangat bersyukur bahwa aku masih dapat menyusui bayi kecil lucu yang umurnya sudah 9 bulan :)
No comments:
Post a Comment