Monday, 19 February 2018

Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Pada Anak


Masih membekas di ingatan saat anak pertama saya, Darren sakit. Ketika itu, usianya baru tiga bulan dan Darren mengalami demam tinggi. 

read more: Every Mums Battle 
 
Tentu saja sebagai ibu baru, saya panik bahkan merasa ingin menangis pada saat itu. Padahal tindakan pertolongan pertama saat si kecil sakit sangat krusial. Dibutuhkan ketenangan dalam berpikir dan bertindak agar sakit yang diderita si kecil tidak bertambah parah.
Tidak jarang, saya menerapkan tindakan-tindakan yang diyakini sebagai solusi mengatasi penyakit anak berbekal ajaran dari orang tua yang sudah berlaku turun temurun. Contohnya, saat balita demam, dianggap sedang tumbuh gigi. Padahal bisa jadi demam merupakan gejala awal penyakit yang lebih serius. 

Pengalaman ini juga dialami oleh Chacha Thaib, ibu satu orang anak, “Sebagai ibu muda, kerap kali saya mengandalkan ajaran dari para orang tua untuk tindakan pertama saat si kecil sakit. Selain itu, sebelum memutuskan ke dokter, biasanya saya bertanya dulu kepada teman atau kerabat yang lebih berpengalaman.”


Banyak juga ibu baru yang mengandalkan teknologi di zaman serba modern ini untuk menjawab pertanyaannya seputar penyakit pada anak. Artikel di internet banyak yang dijadikan referensi sebagai penanganan penyakit pada anak.

Sebaiknya kita sebagai orang tua baru berhati-hati karena ada beberapa mitos dan fakta yang seringkali keliru saat mengambil tindakan pertolongan pertama pada anak seperti di bawah ini:

Kejang Demam. Sebagian besar kejang demam dialami bayi  yang berusia 6 bulan hingga anak umur 5 tahun. Kejang timbul diakibatkan oleh sejumlah virus atau indikasi penyakit lain. Risiko kejang juga dapat terjadi setelah anak mendapatkan imunisasi. Beberapa orang tua percaya bahwa kopi dapat mengatasi kejang. Faktanya, tidak disarankan untuk memberikan kopi pada anak karena metabolism tubuh belum sempurna. Ekskresi kafein pada anak lebih lambat sehingga efeknya juga bekerja lebih lama di dalam tubuh.

Panas tinggi. Saat anak mengalami panas tinggi, orang tua biasanya memberikan selimut tebal. Tindakan yang berdasarkan ajaran orang tua ini diyakini dapat membuat panas keluar ketika anak berkeringat. Kemudian, ada lagi ajaran orang tua untuk mengompres dengan air es agar segera menurunkan panas anak. Fakta klinis, sebaiknya anak dikompres dengan air hangat karena kompres air dingin dapat menutup pori-pori dan menghambat penurunan suhu tubuh.

Mimisan. Hal ini umum terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 3 tahun sampai 10 tahun. Lapisan pembuluh darah anak lebih rapuh dan mudah pecah sehingga anak-anak lebih sering mengalami mimisan dibandingkan dengan orang dewasa. Penyebab mimisan dipercaya karena anak kelelahan. Ketika mimisan terjadi, orang tua biasanya meminta anak untuk menengadahkan kepala ke atas. Padahal mendongakkan kepala saat mimisan dapat menyebabkan darah yang keluar dari hidung masuk kedalam saluran pencernaan dan pernapasan.

Fakta-fakta di atas diinformasikan oleh dr. Herlina, SpA, yang saat ini berpraktek di RS Ciputra Citra Garden, Jakarta Barat. Lebih lanjut dr. Herlina menjelaskan, “Peran dokter atau ahli medis dibutuhkan dalam memberikan kenyamanan kepada para mama baik saat penanganan maupun konsultasi. Berkonsultasi dengan ahli medis merupakan tindakan pertama yang tepat, sehingga mama tahu apa yang perlu dilakukan sebelum terlambat karena penanganan yang salah. Dengan saran dari ahli medis serta tindakan yang benar saat menangani penyakit, anak dapat pulih dalam kondisi yang cepat.” Oleh sebab itu, mulai sekarang hindari kesalahan-kesalahan dalam memberikan pertolongan pertama pada anak ketika sakit. Hindari panik yang dapat berujung pada tindakan penanganan yang salah.

“Untuk mengatasi kepanikan ibu yang anaknya sedang sakit, kini sudah ada aplikasi kesehatan bernama Halodoc yang sudah hadir sejak tahun 2016.  Lewat situs Halodoc, ibu bisa mendapatkan berbagai informasi kesehatan berupa artikel yang terpercaya. Tidak hanya itu, ibu dengan mudah dapat mengunduh aplikasi Halodoc di smartphone masing-masing dan memanfaatkan fitur-fitur yang ada,” ujar Felicia Kawilarang, VP Marketing Communication Halodoc.

Melalui aplikasi Halodoc, ibu dapat berkonsultasi langsung dengan dokter 24 jam melalui chat dan video call. Didukung oleh 20.000 dokter mulai dari dokter umum, spesialis anak (salah satunya dr. Herlina, SpA), internis hingga spesialis mata se-Indonesia.

Selain konsultasi dokter, di aplikasi Halodoc tersedia fitur Pharmacy Delivery¸yaitu layanan apotik antar 24 jam dan bebas biaya pengantaran.


Aplikasi ini semakin lengkap dengan fitur Labs, layanan pengecekan kesehatan yang bekerjasama dengan Prodia. Fitur ini memungkinkan petugas lab (phlebotomist) untuk datang ke rumah atau kantor dan melakukan pengecekan darah atau urine. 


Tips dari  Chacha Thaib jika anak sakit adalah jangan panik, tetap dengarkan intuisi sebagai seorang ibu. Jika menerima saran, tetap perhatikan dan teliti. Gali informasi terpercaya, salah satunya Halodoc.

Semoga si kecil sehat selalu ya!

19 comments:

Puspa said...

Sekarang ada banyak apps kesehatan ya, itu sangat membantu.

Riyardi Arisman said...

Wah, aplikasi kesehatannya bermanfaat bgt loh, biar orang tua langsung ada tindakan, setidaknya membuat tenang dan tidak panik, karena sdh ada solusi seperti ini

Sadewi Handayani said...

Aplikasi kesehatan sangat membantu para orang tua. Terima kasih yah sharing nya.

Keluarga Biru said...

Wah senangnya ada aplikasi kesehatan yang membantu para ortu muda yang masih minim pengalaman merawat anak, seperti saya ini. Makasih sharingnya Mbak.

Sapa Dunia said...

Aplikasi kesehatan semakin memudahkan masyarakat memdapat informasi kesehatan

Anonymous said...

aplikasi keren

Gita Siwi said...

Aplikasi yang dapat mencerdaskan banyak orang ya. Khususnya orang tua. Jadi makin cerdas dan tahu tentang gejala penyakit pada anak dan bagaimana solusi terbaik dan tercepat yang harus diberikan. Layanan antar obat ada juga ya. Top!

Satto Raji said...

Dulu kita juga panik, kalau si kecil kesehatannya terganggu. biasanya browsing walau harus bisa pilih2 sumber. kalau ada hallodoc kita bisa tambah yakin informasinya akurat.

Yayat said...

itu penyait yang langganan nyerang anak.. kudu selalu sedia obat.. aku tau ini halodoc... pernah ngintip ngintip.. banyak info bermanfaat di sini

Marga Apsari said...

Wah kayaknya harus download apps ini biar ga kelewat sotoy 😂

nurul rahma said...

Aplikasi yg sangat bermanfaat buat ortu yaaa
--bukanbocahbiasa(dot)com--

Liswanti Pertiwi (PenaLiswanti) said...

Informasi yg sangat bermanfaat neh. Apalagi ada aplikasinya ya

Melyluthia said...

Aduh kalo inget baby yg kejang dan panas tinggi, jadi inget Alm. Anakku....beruntung ya skrng ada aplikasi Halodoc. Selalu waspada bagi org tua yg babynya masih dibawah 1 tahun.

ANDRI said...

Mitos kesehatan acapkali hoax ya...dengan apps kesehatan terpecaya bisa mencegah hal tersebut ya

Kania Safitri said...

Aplikasinya keren ya bisa emmudahkan masyarakat untuk urusan kesehatan.

Cerita Keluarga Fauzi said...

Iya mbak, sebagai ibu, jika anak sakit, sebaiknya gak panik.

mude mudrikah said...

kesehatan memang menjadi masalah yang sangat krusial, saat sakit tindakan pertama sangat menentukan proses penyembuhan kedepannya. kadang kita bingung ya mau gimna, hrus bner2 nanya sm ahlinya, aplikasi halo doc ini membantu bnget saat panik, prlu banget di coba.

FaniaSurya said...

Asyik ya ada aplikasi kesehatan untuk anak. Jadi kita bisa tahu gmn kondisi anak kalo ada gejala2 tertentu.

Roosvansia said...

Wahhh keren apsnya. Kalau mamaku dulu, saat aku demam dulu itu ngga langsung dikasih obat mba, tapi digendong sama paapa/mama skin to skin. Jadi panasnya "pindah" ke papa atau mama hihihii.