Maret lalu, kami sekeluarga liburan ke negara singa nyembur banyu. Persiapannya memakan waktu 4 tahun dengan menabung karena aku juga mengajak papi dan mami ikut serta.
read more: Liburan Pertama Kali Ke Singapura
Perjalanan pun lancar, D2 tertidur saat pesawat take off. Ketika mendarat, mendadak tubuh D2 demam! Celakanya, aku enggak membawa obat penurun demam yang biasa dikonsumsinya. Yang aku bawa hanya minyak atsiri peppermint yang dapat digunakan untuk membantu meredakan demam. Aku pun berharap setelah diolesi minyak atsiri, demam D2 bisa turun sehingga kami bisa melanjutkan liburan.
Seharusnya saat selesai check in di hotel, kami akan bepergian ke area Marina Bay untuk menghabiskan sisa hari itu. Tapi akhirnya kami urungkan mengingat demam D2 yang belum mereda. Malam pertama kami habiskan di hostel tempat kami menginap dengan makan malam dan mengusahakan agar D2 tidak demam lagi.
Penggunaan minyak atsiri peppermint sudah dilakukan namun demam D2 masih juga belum tuntas. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli parasetamol sirup di mini market terdekat.
Habis diminumkan parasetamol, D2 bisa tidur nyenyak dan kami sekeluarga pun dapat beristirahat memulihkan tenaga untuk aktifitas esok hari.
Hari kedua, agenda kami dipenuhi dengan mengunjungi Singapore River Safari dan berkeliling China Town. Kami berencana mengunjungi Tintin bookstore, Sri Mariaman Temple dan menikmati kaya toast di Tong Ah Coffee Shop!
Pagi di hari kedua kami liburan, D2 kelihatan lebih segar walaupun masih sedikit sumeng maka kami memutuskan untuk mengunjungi River Safari karena tiket sudah dibeli. Kemudian kami akan melihat kondisi D2 sambil membawa perlengkapan demamnya, apabila tidak memungkinkan melanjutkan ke China Town maka kami akan kembali ke hostel untuk beristirahat.
Selama di River Safari D2 kelihatan menikmati sekali walaupun udara sangat panas. Setelah agak lama di River Safari, akhirnya kami melanjutkan ke China Town hanya untuk makan malam karena D2 sudah mulai demam lagi.
Keesokannya, kami punya itinerary menuju National Museum of Singapore dan kami memutuskan untuk hanya mengunjungi museum lalu pulang untuk beristirahat karena kelihatannya demam D2 masih belum juga turun.
Dengan itinerary yang cukup padat, rasanya sayang sekali apabila melewatkan beberapa tempat wisata tapi kami mencoba berdamai terutama menjelaskan kepada si sulung, D1 bahwa adiknya sedang sakit maka ada beberapa tempat wisata yang tidak jadi kami kunjungi. Awalnya memang D1 merasa kecewa namun akhirnya dia mengerti bahwa adiknya sedang membutuhkan banyak istirahat.
Liburan kami kemarin memberikan banyak pengalaman berharga terutama saat menghadapi anak yang tiba-tiba sakit.
Anti Panik Saat Anak Sakit di Destinasi Liburan, orangtua sebaiknya:
- Selalu membawa obat-obatan pribadi terutama bagi yang memiliki obat khusus. Kita tidak pernah tahu kapan sakit akan terjadi. Bisa saja justru kita yang dewasa terkena sakit. Maka perlu membawa obat-obatan yang dasar seperti penurun demam dan obat sakit perut. Penurun demam pun harus spesifik ya karena yang dijual bebas adalah parasetamol. Sehingga kalau ada yang alergi parasetamol maka harus membawa sendiri agar tidak kesulitan mencari obat apalagi di negeri orang.
- Selalu memantau perkembangan anak. Aku dan suami memang terbiasa untuk "ronda malam" apabila anak-anak sakit. Maka kami pun tetap melakukan hal yang sama walaupun sedang bepergian. Penting sekali untuk memantau demam anak dan biasanya aku akan membuat grafik naik turunnya demam. Biasanya demam akan turun setelah diminumkan penurun demam. Namun apabila demam tidak turun setelah diminumkan penurun demam, maka sudah saatnya anak dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Berdamai dengan keadaan. Kondisi sakitnya D2 memberikan kesempatan kepada kami sebagai orangtua untuk berdamai dengan keadaan sekaligus mengajarkan empati kepada si sulung dan anggota keluarga lainnya. Family comes first and people are more important than things. Sehingga walaupun kami merasa sayang karena hanya mengunjungi beberapa tempat wisata namun kami tahu bahwa kesehatan D2 adalah yang terpenting. Bagi kami saat itu prioritasnya adalah D2 dapat sehat kembali dan menikmati liburan bersama.
- Tetap tenang walau hati rasanya sedih. Sebagai orangtua pasti kita akan sedih apabila anak sakit tapi kita harus tegar dan mengupayakan asupan nutrisi agar anak kembali sehat. Beragam cara harus kita lakukan mulai dari melucu sampai mengiming-imingi bermain di gawai hanya agar anak yang sakit bersemangat untuk makan dan minum.
- Berdoa. Menyerahkan semua kekhawatiran dan keluh kesah melalui doa dapat meringankan beban yang menghimpit.
- Mencari klinik atau rumah sakit terdekat. Apabila kondisi anak yang sakit saat liburan memburuk, segeralah mencari pertolongan dokter di klinik atau rumah sakit terdekat.
Jadi, tetap tenang ya walau anak sakit di tempat liburan.
Selamat liburan bersama keluarga!
No comments:
Post a Comment